Email to :
The Jak Online Webmaster
|
|
| |
Senin, 26 Maret 2001
Tawuran di Lebak Bulus
Persija Bekuk PSMS Medan 1-0
The JakOnline - Potret buram kompetisi Ligina VII meledak di Stadion
Lebakbulus, petang kemarin. Tawuran brutal terjadi tidak lama setelah Persija berhasil memenangkan pertandingan, 1 - 0
(1-0), atas tamunya, PSMS Medan.
Begitu Roni --wasit pertandingan -- meniup peluit tanda pertandingan berakhir, para pemain dan ofisial PSMS langsung
menyerbu ke arah wasit. Mereka mengejar wasit asal Surabaya yang dikawal petugas keamanan menuju kamar ganti. Tim PSMS
agaknya tak mampu lagi menahan amarahnya. Ini merupakan ekspresi kekecewaan mereka atas keputusan wasit yang tidak
memberi tendangan penalti pada mereka pada menit ke-87. Ketika striker Colly Misrun di-tackle Antonio Claudio di kotak
penalti Persija, wasit memang tidak memberi respon apa-apa. "Itu murni pelanggaran. Kami seharusnya dapat
penalti," ujar Suimin Diharja, pelatih PSMS. "Pemain Persija itu juga harus dikartukuning," tambahnya.
Karena itu, mereka menyerbu keempat wasit pertandingan hingga di depan pintu ruang ganti wasit. "Wasit bangsat!
Wasit Bangsat," teriak mereka. Karena tak mampu mendekati sasaran, mereka meluapkan emosi dengan mengobrak-abrik
meja kursi Pengawas Pertandingan. Ledakan kemarahan mereka tak mampu lagi dikendalikan, meski pelatih PSMS, Suimin
Diharja, sudah mencoba menahan dua pemainnya.
Situasi panas ini dimanfaatkan beberapa orang yang tiba-tiba berada di pinggir lapangan. Agaknya mereka menyusup
masuk stadion melalui pintu masuk pemain. Para pria bertubuh gempal itu mencoba memanaskan situasi. Pemain dan ofisial
PSMS mereka labrak. Baku hantam pun tak terhindarkan lagi.
Sayang, tim Ayam Kinantan itu terpancing. Mereka balas menyerang para pria gempal itu. Kiper PSMS, Sahari Gultom, meraih
kursi lipat milik fotografer salahsatu tabloit olahraga dan menghantamnya ke arah pria berbadan gempal dan bertato.
Tapi, hantaman itu berhasil ditangkisnya.
Petugas keamanan yang jumlahnya minim itu tak mampu mengendalikan suasana. Situasi benar-benar kacau dan brutal!
Meski para pemain PSMS telah masuk ke kamar ganti, para pria tak dikenal itu menggedor-gedor kamar ganti tim PSMS.
"Mana Ucok! Mana Ucok!," teriaknya. Mereka ingin mencari kiper PSMS itu.
Di dalam kamar ganti, Sahari tergeletak di meja. Dahinya mencucurkan darah. "Saya nggak yakin mereka the Jak.
Mereka adalah provokator yang sengaja membuat situasi keruh," ucapnya dengan nada lirih. Hal sama juga dialami
manajer PSMS, Aritonang. Kepalanya bocor dan harus diperban.
Lebih parah lagi, the Jakmania --sebutan suporter Persija-- yang memadati tribun timur ikut-ikutan turun ke lapangan.
Mereka menyerbu ke arah suporter PSMS di tribun utara. Bambu-bambu, potongan besi, botol-botol minuman beterbangan ke
arah tribun itu. Kameramen RCTI, yang berdiri tepat di depan tribun suporter PSMS, kerepotan mengamankan kameranya.
Karena ditunggu di luar stadion, tim PSMS terpaksa terkurung di dalam stadion satu jam lebih. Mereka baru bisa keluar
meninggalkan stadion pada pukul 19.15. Itu pun harus dikawal ketat oleh petugas keamanan.
(Jawapos.com)
|