Selasa, 22 Mei 2001

Tetap Tegar tanpa Pemain Nasional

Uji coba ke Jawa menyiratkan hasil menjanjikan. Persija bisa menorehkan hasil memuaskan meskipun tanpa empat pemain nasional dan pengatur serangan Luciano Leandro. Suatu kali, mungkin saja Persija harus tampil tanpa beberapa pemain pilar. Inilah hikmat dari uji coba itu.

Kesiapan Macan Kemayoran Persija Pusat menghadapi putaran kedua Kompetisi Liga Bank Mandiri VII, tampaknya, tak lagi diragukan. Tim asuhan Sofyan Hadi itu bahkan siap fisik dan mental untuk mengawali putaran kedua, 17 Mei nanti melawan PSPS Pekanbaru. Bagi anak-anak Menteng, tur ke Sumatera kali ini memang harus dilalui dengan perjuangan. Selain kemungkinan absennya empat pemain nasional yang kelelahan usai tanding di Cina, Persija juga sudah hampir dua bulan tidak bertanding. Kendala inilah yang diantisipasi Sofyan Hadi. Pemecahan yang diambil pengurus dan pelatih Persija, dengan melakukan serangkaian uji coba ke Jawa, sedikit banyak mampu mengatasi kendala itu. Hasil ujicoba di Jepara, Salatiga dan Sleman itu banyak memberi manfaat. Asisten pelatih Persija Arjuna Rinaldi menyatakan, hasil uji coba ke tiga kota itu cukup memuaskan. Persija mengalahkan Persijap Jepara 2-1, PSS Sleman 1-0 dan dikalahkan Apacinti Salatiga 1-2. Kekalahan tak terduga ini juga jadi pelajaran penting agar pemain tidak lagi menganggap enteng lawan. Apacinti adalah klub Divisi II, yang akan tanding 3 Juni nanti di Kisaran Sumatera Utara.

Pelatih kiper ini mengakui, saat merenggut kemenangan di Jepara dan Sleman, permainan tim terlihat memuaskan meskipun hanya mengandalkan seorang penyerang, Widodo C Putro. Saat itu, Sofyan Hadi menempatkan Imran Nahumaruri dan Ebanda Timothy sebagai gelandang serang, yang sewaktu-waktu berubah fungsi menjadi penyerang kedua. Absennya Luciano Leandro dalam tiga uji coba itu juga sangat menolong. Kekalahan 1-2 dari Apacinti juga harus digarisbawahi. Selain bermain di bawah kepemimpina wasit yang cenderung memihak tuan rumah, Persija juga tidak diperkuat gelandang Khair Rifo, yang semula menggantikan Luci. Rifo harus pulang ke Bandung karena istrinya melahirkan anak pertama. "Hasil uji coba ini setidaknya merupakan gambaran tim Persija dalam kondisi sulit. Kami mampu mengatasi kendala itu. Terlihat jelas para pemain mampu mengisi pos-pos yang ditinggalkan pemain lain," jelas Arjuna. Ia menambahkan, banyak hikmah yang diraih dari uji coba itu. Ia mengandaikan Persija bisa tampil di kompetisi tanpa empat pemain nasional dan jenderal lapangan Luciano Leandro. Rotasi pemain yang selama ini jarang dilakukan, dicoba. Setidaknya, sekarang Persija memiliki gambaran kekuatan dan kemampuan tiap pemain. Arjuna berharap, saat tur ke Sumatera nanti, ada salah seorang tombak timnas yang bisa kembali ke klub.

Peran mereka sangat diperkukan untuk menambang angka sesuai target. "Kalaupun mereka tidak bisa bergabung, kami sudah menyiapkan diri. Apa boleh buat? Kondisi sulit itu dengan terpaksa harus kami jalani. Kami akan tampil habis-habisan dengan kekuatan yang ada," katanya. Aatu-satunya penyerang Persija yang tersisa, Widodo C Putro, mengaku siap bermain habis-habisan dalam tur Sumatera nanti. Widodo sadar, kemampuannya sebagai penyerang akan diuji. Di kaki dan kepalanya, harapan mencetak gol ke gawang lawan tertumpu. Bagi Widodo, sebagai pemain profesional, ia siap dibutuhkan kapan pun, termasuk dalam kondisi sulit seperti ini. Baginya, kondisi ini adalah tantangan yang harus dijawab. "Saya ingin membuktikan diri masih layak disebut sebagai penyerang berbahaya," katanya tanpa bermaksud menonjolkan diri. Widodo juga setuju atas rotasi pemain yang dijalankan pelatih. Dengan rotasi, seorang pemain tidak hanya menempati satu posisi. Widodo mengakui, pernah dipasang sebagai gelandang serang atau second striker. Hal senada diutarakan Imran Nahumarurio, yang dalam beberapa uji coba diarahkan menjadi penyerang. Menurut Imran, mulanya ia merasa berat dengan rotasi posisi ini. Setelah dijalani, ia sadar, kondisi ini juga turut membantunya dalam proses pendewasaan diri. "Ternyata, seorang pemain seharusnya tidak terpaku pada satu posisi," tandasnya. Imran mengaku kini punya tambahan ilmu. Ia mulai merasakan naluri mencetak golnya kian bertambah dibanding ketika dipasang sebagai gelandang serang. Ia juga dilatih memiliki reaksi cepat untuk memanfaatkan setiap peluang mencetak gol. "Ini pelajaran mahal. Mungkin, suatu kali pelajaran ini akan saya terapkan dalam pertandingan. Saya rasakan langsung dampak positifnya. Paling tidak, dalam beberapa tahun mendatang, saya bisa tampil lebih bagus lagi," katanya.