Mengintip Dapur The Jakmania
Fanatisme Gaya

The JakOnline - Tabloid Macan Kemayoran

Fanatisme Gaya Syahrul Ramadhan

Fanatisme bersifat universal. Seseorang yang kadung jatuh cinta pada sebuah klub, misalnya, rela merogok kocek demi mendapatkan atribut dan berbagai cendera mata. Tak cuma di Eropa, negeri bisnis sepakbola. Di Indonesia pun, fanatisme semacam itu tertancap kuat. Berbanggalah Persija memiliki seorang penggemar bernama Syahrul Ramadhan. Ia mengecat rumahnya dengan logo The Jakmania dan Macan Kemayoran.

Yang tak bisa memahami fanatisme Syahrul mungkin menganggap rumah di Menteng Wadas 1 RT 009/010 No. 11 itu aneh. Bayangkan saja. Rumah itu dihiasi lambang The Jakmania dan Macan Kemayoran. Sungguh aneh dan berani. Bagi penghuninya, kedua lambang kebesaran itu adalah cermin kebanggaan atas klubnya, Persija Pusat. Pendukung setia Persija sejak era Adityo Darmadi dkk itu merefelksikan kebanggaannya dengan caranya sendiri. Ia tak peduli anggapan orang, yang penting ia bisa melampiaskan fanatismenya. "Dari dulu sampai kapan pun, saya akan selalu mencintai Persija," Syahrul yang mengaku masih bujangan. Penggemar berat Budi Sudarsono ini rela mengeluarkan dana Rp150 ribu hanya untuk mengecat tembok rumahnya. Bagi Syahrul, uang sebanyak itu tak jadi persoalan besar. "Berapa pun jumlahnya, saya tak peduli. Yang penting saya bisa memuaskan isi hati," tandasnya. Pria kelahiran Jakarta ini merasa bangga memiliki klub sebesar Persija. Apalagi telah hadir kelompok suporter The Jakmania, yang bisa disebut sebagai salah satu kelompok suporter terbaik di Indonesia. Bersama Aremania dan Pasoepati, Jakmania adalah pelopor suporter cinta damai, menjunjung tinggi sportivitas dan setia kawan. "Saya salut kepada Jakmania yang tidak pernah henti memberikan dukungan kepada Persija," kata anggota perintis Jakmania ini. Ia masuk Jakmania pada 1999. Syahrul, barangkali, adalah salah satu contoh konkret betapa Persija memiliki penggemar fanatik. Berbeda dengan suporter fanatik klub lain, pendukung Persija merefleksikan fanatismenya dengan positif. Mereka tidak nekad membobol pintu stadion atau membuat keributan. Mereka menjunjung tinggi Persija di mana pun. O cenk

Ini Dia 'Jantung' Jakmania

Sekretariat adalah jantung sebuah organisasi. Di sinilah segala aktivitas organisasi dikendalikan dan didokumentasikan. Barangkali, orang menilai pekerjaan sekretariat tidak penting dan gampang namun tak dapat dipungkiri, tanpa sekretariat tangguh, sebuah organisasi pasti tak akan bisa berputar dengan baik. The Jakmania pun menyadari kebutuhan ini. Sekretariat Jakmania menjadi perhatian penting dan utama. Apalagi ketika jumlah The Jakers kian bertambah. Alasan kapasitas stadion membuat anggota Jakmania dibatasi. Itu sebabnya, pendaftaran anggota tidak lagi dibuka. Kini, pengurus Persija tampaknya mulai menghimpun kekuatan lebih besar untuk mendukung ambisi menjadi juara musim ini. Mulai 4 Mei ini, pendaftaran anggota kembali dibuka. Tentu, aktivitas sekretariat pun mencapai titik puncak. Pendaftaran itu menjadi tanggung jawab Gatot Pramuji. Ia dibantu Temy, Dina Mariyanti, Yanti, dan Imam. Apa saja yang mereka lakukan? Berikut nukilan pengakuan dan aktivitas yang dilakoni Gatot dan Dina.

Gatot Pramuji, Ketua Sekretariat Mimpi TJM di Tiap Kota

Pria kurus ini bergabung dengan The Jakmania (TJM) sejak kelompok ini lahir. Sebelumnya, ia mengurus publikasi yang saat itu masih berada di bawah kendali humas. Begitu TJM dipimpin Bung Ferry, Gatot dipercaya menjadi penanggung jawab sekretariat pendaftaran. Ia merasa senang ditugaskan di pos ini. "Di sini, saya banyak kenal dengan anak-anak seluruh Jakarta, terutama anggota yang baru. Mereka menghormati saya," kata Gatot usai sholat. Kadang, ia kesal juga. "Kalau sedang banyak kerjaan, terus Korwil pada nggak sabar minta dilayani duluan," katanya. Ia menganggap perilaku anggota TJM yang beragam itu sebagai pemandangan biasa. Ia tidak lantas marah, bahkan berusaha mencairkan situasi dengan bercanda. Gatot, tinggal di Kampung Ambon Cengkareng, memang dari kecil menyukai Persija. Ia mencurahkan semua kegiatannya saat ini untuk TJM. Jika merasa bete, ia tinggalkan sementara ruangan sekretariat untuk mencari angin. Gotot juga mengimbau para pengurus agar tidak numpang nama saja. Gatot mempunyai ambisi agar TJM dikenal di seluruh Indonesia. Ia bermimpi di setiap kota berdiri perwakilan anggota TJM. "Saya yakin, suatu kali impian saya ini akan terbukti," kata lelaki murah senyum ini. O oma

Dina Mariyanti, pembantu sekretariat Mimpi Melayani Lebih Cepat

Tugas yang harus dipikul sekretariat Jakmania dalam melayani segala keperluan anggota terbilang cukup berat. Apalagi jika sedang ada penerimaan anggota baru seperti sekarang. Untuk memperlancar tugas itu dibutuhkan beberapa tenaga tambahan. Mereka diharapkan bisa mempercepat proses pembuatan kartu anggota baru. Dina Mariyanti adalah salah seorang yang bertugas membantu pekerjaan ini. Dina mulai menjalankan tugas sejak Juni tahun lalu, tepatnya pada Liga Indonesia VI. Ia mengaku rela melakukan semua ini agar pengalamannya berorganisasi, khususnya sepakbola, semakin bertambah. Gadis mungil yang memang hobi sepakbola ini menyadari, tugas yang dijalaninya cukup menyita waktu. Selain membantu menerima anggota baru, tugas lain adalah mencari kartu anggota yang tertahan untuk diserahkan kembali. Meski dirasa tugas itu cukup membuatnya sibuk, cewek kelahiran 1 Maret 1984 ini begitu senang menjalankannya. Ia tak pernah sekali pun terlihat mengeluh jika diberi setumpuk tugas. Selama menjadi pembantu sekretariat, Dina mengaku pernah mendapat teguran dari Gatot (ketua sekretariat). Itu ia alami apabila datang terlambat ke Menteng dan kadang-kadang suka mengulur-ulur waktu saat melakukan tugas. Mendapat teguran, tidak membuat siswi kelas 2 SMKN 16 Jakarta Pusat ini kapok. Justru sebaliknya, ia kian rajin dan bekerja lebih cepat. Dina pun kadang kesal jika ada anggota yang tidak sabar, baik ketika ingin mengambil kartu yang tertahan maupun kartu anggota baru. Kadang-kadang ia juga merasa bete kalau kerjaan lagi menumpuk. Untuk mengurangi bertumpuknya kerjaan, pada penerimaan anggota baru yang dimulai kembali 4 Mei ini, ia juga membawa pulang sebagian kerjaan yang tak tuntas digarap di sekretariat. Ia ingin memperbaiki kinerja sekretariat yang selama ini ia anggap kurang cepat. Pengagum Bambang Pamungkas dan Alessandro Del Piero ini berharap agar sekretariat Jakmania lebih maju dan mampu melayani lebih cepat. Dengan begitu, anggota pun puas.